Memasuki pasar saham mungkin menimbulkan kekhawatiran terutama bagi investor pemula, namun ada saham blue chip yang menjadi pilihan aman. Saham ini dimiliki oleh perusahaan besar sehingga memiliki nilau yang cenderung stabil dan memiliki track record yang kuat, sehingga tidak mudah terombang-ambing saat harga pasar turun.
Namun, petensi return yang ditawarkan lebih rendah jika dibandingkan dengan saham spekulatif tapi untuk jangka panjang memberikan perlindungan modal lebih handal. Sebab, perusahaan besar biasanya memiliki likuiditas yang tinggi karena bisnis yang tersebar, sehingga tidak perlu khawatir menghadapi gejolak harga di pasar saham.
Apa Itu Saham Blue Chip?

Secara umum, saham blue chip merujuk pada saham perusahaan besar dengan nilai pasar tinggi dan pendapatan stabil di berbagai kondisi ekonomi. Saham ini, dikenal rutin membagikan dividen sehingga menjadikannya aset andalan investasi jangka panjang. Karena hal inilah investor lebih memilihnya, sebab mampu bertahan di pasar yang bergejolak.
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Saham yang sebaiknya kamu incar pertama adalah BBCA, sebab risiko dikelola dengan baik dan Return On Equiry tinggi, inilah alasan BCA menempati posisi teratas sebagai bank swasta di Indonesia. Kamu bisa jual-beli saham dengan cepat dan tak perlu khawatir slippage harga karena likuiditas BBCA sangat besar. Selain itu, kamu bisa mendapatkan pendapatan pasif di ditengah pertumbuhan harga saham dan pembagian dividen yang konsisten.
2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

BBRI sebagai saham blue chip menyasar para pelaku mikro dan UMK, sehingga bank BUMN ini memiliki nasabah dalam jumlah besar. Hal ini selalu menarik pertumbuhan kredit konsumer dan dukungan pemerintah Meskipun ekspansinya agresif, BBR mampu menjaga kualitas kredit dan imbal hasil rutin.
3. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)

Di sektor telekomunikasi, ada TLKM yang memegang peranan penting sebagai operator terbesar di Indonesia. Dengan investasi berkelanjutan, TLKM terus mengembangkan dan memperluas infrastruktur 4G dan 5G, sehingga kinerja arus kasnya menjadikan saham ini menjadi portofolio defensif.
4. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Perusahaan Unilever menyediakan produk kebutuhan sehari-hari, mulai dari sabun hingga makanan. Saham blue chip ini cenderung tahan banting saat resesi karena permintaan barang oleh konsumer terus ada. Sehingga margin keuntungan relatif stabil dan deviden yiel UNVR cukup menarik.
5. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

Perusahaan ini bergerak di sektor makanan dan minuman dengan produk andalan yang terkenal dari merek Indomie, Pop Mie, Chitato dll. Lini binsinsnya juga terintegrasi mulai dari produk tepung terigu hingga makanan siap saji, ICBP mampu menjaga pertumbuhan pendapatan yang stabIl dan rutin membagikan dividen kepada pemegang sahamnya, meskipun terjadi fluktuasi harga bahan baku.
6. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Sementara itu, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) beroperasi di bidang pertambangan dan mengelola produk emas, nikel, perak dan bauksit. ANTM didukung oleh permintaan global terhadap hasil tambang dan logam mulia, sehingga meningkatkan volume produksi jangka panjang. Karena hal inilah, investor memilih ANTM untuk berinvestasi.
7. PT Astra International Tbk (ASII)

Sebagai saham blue chip yang bergerak di berbagai sektor seperti otomotif, agribisnis hingga jasa keuangan membuat ASII memiliki diversifikasi bisnis yang kuat. Dari penjualan mobil, sepeda motor dan unit jasa keuangan mampu menompang pendapatan konsisten. ASII layak dipertimbangkan karena memiliki rekam jejak manajemen yang solid dan portofolio terproteksi.
Tips Sebelum Berinvestasi di Saham Blue Chip
- Cek laporan keuangan perusahaan, seperti pendapatan, laba bersih, dan rasio utang, agar paham kondisi bisnis sebelum menanamkan modal.
- Kenali produk utama dari perusahaan tersebut sekaligus prospek industrinya.
- Beli saham secara rutin dengan jumlah sama di interval waktu tetap untuk meredam efek fluktuasi harga saham.
- Pilih perusahaan yang konsisten membagikan dividen, karena hal ini menunjukan arus kas sehat dan memberikan penghasilan pasif tambahan.
- Jangan beli satu saham blue chip saja, sebar investasi di beberapa emiten di berbagai sektor untuk mengurangi risiko jika salah satunya terjadi penurunan nilai yang tajam.
- Simpan saham dalam minimal 3-5 tahun agar potensi pertumbuhan dan dividennya dapat diakumulasi dengan optimal.
Menanamkan modal di saham blue chip cocok untuk membangun portofolio untuk investasi jangka panjang dengan risiko lebih terkendali. Semua saham tersebut menawarkan kestabilan dan dividen reguler, jadi selalu perhatikan performa dan perkembangan pasar saham.. Dengan menyisihkan dana untuk berinvestasi di perusahaan ini, maka kamu bisa lebih tenang.