Investasi di pasar modal kini makin beragam dengan adanya berbagai pilihan instrumen investasi, salah satunya adalah saham syariah. Saham ini cocok untuk kamu yang ingin berinvestasi secara halal karena sesuai dengan prinsip islam, sehingga bebas dari aktivitas haram. Sementara itu, ada juga investasi saham konvesional yang lebih fleksibel dan bebas memilih industri.
Ada perbedaan karakteristik yang signifikan meskipun keduanya sama-sama saham. Untuk memahami lebih lanjut perbedaan antara keduanya, kamu harus memahami dulu apa itu saham syariah dan saham konvesional. Hal ini demi mencapai tujuan keuanganmu, sehingga pilihlah jenis investasi yang sesuai dengan nilainya.
Pengertian Saham Syariah

Secara umum, saham syariah merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan di suatu perusahaan yang operasionalnya telah sesuai dengan syariat islam. Perusahaan harus melalui evaluasi ketat dari OJK sebelum sahamnya bisa dikategorikan dalam hal ini. Sehingga jika ada perusahaan yang menjalankan bisnis berbasis riba, perjudian hingga jual-beli barang haram tidak akan masuk.
Pengertian Saham Konvensional

Di sisi lain, berinvestasi di saham konvesional berarti membeli sebagian kepemilikan di perusahaan publik yang diperdagangkan di pasar modal. Pemegang saham berhak atas pembagian deviden sesuai kebijakan perusahaan dan memiliki hak suarat dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Namun, harga saham ini cenderung fluktuatif berdasarkan kinerja perusahaan dan kondisi pasar, sehingga memberikan peluang keuntungan sekaligus risiko kerugian.
Perbedaan Saham Syariah dan Saham Konvensional

Setelah memahami pengertian dari kedua saham tersebut, sekarang kita akan masuk pada poin-poin perbedaannya. Dengan memahami hal ini, maka kamu akan semakin mengerti mekanisme dibaliknya beserta keunggulan masing-masing dari saham berikut :
Aspek | Saham Syariah | Saham Konvensional |
---|---|---|
Screening & Kriteria | Hanya perusahaan halal dengan rasio utang rendah dan bebas dari riba, alkohol, atau perjudian setelah diperiksa oleh Dewan Syariah. | Bebas memilih perusahaan dari semua sektor tanpa batasan nilai agama atau etika tertentu. |
Profil Risiko & Volatilitas | Biasanya lebih stabil dengan fluktuasi yang terukur karena portofolio dibatasi sektor-halal, cocok untuk investasi jangka panjang. | Volatilitas bisa tinggi, terutama saat sektor tertentu sedang naik daun atau turun tajam, sehingga peluang untung besar datang dengan risiko lebih tinggi. |
Potensi Return & Dividen | Saham syariah menawarkan imbal hasil yang kompetitif dengan dividen rutin berdasarkan skema bagi hasil, meski cenderung konservatif. | Bisa memberikan return mspektakuler di sektor teknologi atau konsumer, tetapi pembayaran dividen tidak selalu konsisten setiap tahun. |
Kepatuhan & Nilai Etika | Sudah sesuai prinsip Islam, modal tidak mendukung aktivitas haram dan dikelola dengan keadilan bagi hasil, memberi rasa tenang bagi investor religius. | Fokus utamanya pada profit dan pertumbuhan, jadi tidak mempertimbangkan prinsip agama atau etika tertentu dalam pemilihan perusahaan. |
Likuiditas & Akses Pasar | Saham syariah diperdagangkan di BEI melalui indeks Syariah, pilihan emiten lebih terbatas tapi cukup untuk diversifikasi sesuai panduan halal. | Akses luas ke semua emiten di BEI, memberikan pilihan lebih banyak untuk diversifikasi portofolio tanpa batasan jenis usaha. |
Tips Tambahan
- Tentukan apakah kriteriamu lebih mengutamakan kepatuhan syariah atau fleksibilitas investasi.
- Bandingkan potensi imbal hasil dan risiko antara pembagian hasil syariah dan dividen konvensional.
- Pastikan profil risiko dan tujuan keuanganmu sesuai dengan volatilitas masing-masing saham.
- Pertimbangkan juga kemudahan transaksi di pasar modal dan aspek likuiditasnya.
Sekarang kamu sudah memahami perbedaan keduanya, Saham syariah menawarkan investasi halal dengan risiko relatif lebih stabil sedangkan saham konvesional memberikan peluang return lebih tinggi dengan volatilitas lebih besar. Sebelum memilih salah satu dari jenis saham ini, kamu bisa mempertimbangkan prinsip yang diyakini, tujuan finansial dan toleransi yang bisa ditanggung.