Dunia startup terus berkembang pesat dengan berbagai istilah menarik yang sering kali membuat orang penasaran, seperti unicorn, decacorn, dan hectocorn. Ketiga istilah ini merujuk pada tingkat valuasi sebuah perusahaan rintisan yang telah mencapai pencapaian luar biasa dalam dunia bisnis teknologi. Namun, apa sebenarnya perbedaan antara unicorn, decacorn, dan hectocorn, dan mengapa penting untuk mengenalinya?
Startup dengan status unicorn sudah dianggap sebagai sebuah prestasi besar, tetapi ada level yang lebih tinggi yang dapat dicapai, yaitu decacorn dan hectocorn. Dengan memahami perbedaan di antara ketiganya, kita bisa lebih menghargai pertumbuhan dan skala perusahaan teknologi yang mendunia.
Startup Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn
Bagi kamu yang ingin mengetahui perbedaan Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn, yuk simak penjelasannya berikut ini!
1. Apa Itu Startup Unicorn?
Istilah unicorn dalam dunia startup pertama kali diperkenalkan oleh Aileen Lee, seorang investor modal ventura, pada tahun 2013. Unicorn adalah sebutan bagi startup yang memiliki valuasi sebesar 1 miliar dolar AS atau lebih. Dalam konteks ini, valuasi adalah perkiraan nilai sebuah perusahaan berdasarkan jumlah investasi yang diterima dan potensi pasar yang dimiliki.
Perusahaan unicorn umumnya berada di sektor teknologi, seperti aplikasi, platform digital, e-commerce, fintech, dan layanan berbasis internet lainnya. Contoh startup unicorn yang sangat terkenal adalah Gojek dan Tokopedia dari Indonesia, serta Airbnb dan Stripe dari Amerika Serikat.
Startup unicorn sering menjadi incaran investor karena potensinya yang besar untuk berkembang lebih jauh. Meski sudah memiliki valuasi yang tinggi, mereka masih terus berkembang dan memperluas jangkauan pasar.
2. Mengenal Decacorn: Tingkat Selanjutnya
Jika unicorn dianggap sebagai pencapaian yang luar biasa bagi sebuah startup, maka decacorn adalah level yang lebih tinggi. Startup decacorn memiliki valuasi sebesar 10 miliar dolar AS atau lebih. Sebutan decacorn berasal dari kata ‘deca’, yang berarti sepuluh dalam bahasa Yunani.
Decacorn mewakili startup yang telah mencapai skala bisnis yang jauh lebih besar, sering kali beroperasi di banyak negara, dan memiliki pengaruh signifikan di pasar global. Salah satu contoh decacorn yang terkenal adalah Grab, yang merupakan platform super app dari Asia Tenggara, serta SpaceX yang dipelopori oleh Elon Musk.
Selain itu, ByteDance, perusahaan induk dari TikTok, juga masuk ke dalam kategori decacorn. Perusahaan di tahap decacorn biasanya sudah mulai mendiversifikasi produk dan layanannya, serta terus berinovasi agar tetap relevan dalam persaingan global.
3. Hectocorn
Startup yang mencapai kategori hectocorn merupakan perusahaan yang luar biasa besar dan mendominasi pasar dunia. Hectocorn adalah istilah yang digunakan untuk startup dengan valuasi lebih dari 100 miliar dolar AS. Nama hectocorn diambil dari kata ‘hecto’, yang berarti seratus dalam bahasa Yunani.
Contoh startup yang telah berhasil mencapai status hectocorn adalah Apple, Amazon, dan Alphabet (Google). Ketiga perusahaan ini adalah pemimpin global yang telah mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi dan informasi.
Mereka tidak hanya sekadar perusahaan teknologi, tetapi juga menjadi ekosistem besar yang menghubungkan jutaan orang di seluruh dunia melalui layanan dan produknya. Startup hectocorn memiliki pengaruh yang begitu kuat di sektor bisnis global. Mereka sering kali menjadi penentu tren teknologi masa depan dan investasi jangka panjang bagi para investor besar.
Apa yang Membedakan Ketiga Startup Ini?
Perbedaan mendasar antara unicorn, decacorn, dan hectocorn terletak pada valuasi dan skala operasionalnya. Unicorn adalah perusahaan rintisan yang telah mencapai nilai 1 miliar dolar AS, sementara decacorn berada di level 10 miliar dolar AS, dan hectocorn jauh lebih besar dengan valuasi lebih dari 100 miliar dolar AS.
Selain valuasi, pangsa pasar dan ekspansi global juga menjadi pembeda. Startup unicorn biasanya masih berada dalam tahap pengembangan pasar, meskipun mereka sudah cukup stabil di pasar domestik atau regional. Sementara decacorn telah berkembang ke banyak negara dengan produk yang beragam. Hectocorn, di sisi lain, bukan hanya sekadar menjual produk atau layanan, tetapi juga telah menjadi raksasa di industri yang memimpin inovasi teknologi secara global.
Kenapa Startup Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn Penting?
Bagi para pengusaha dan investor, memahami perbedaan antara unicorn, decacorn, dan hectocorn membantu mereka menilai potensi sebuah perusahaan dan menentukan strategi investasi yang tepat. Startup dengan valuasi besar menunjukkan bahwa mereka memiliki model bisnis yang kuat, inovasi yang berkelanjutan, dan potensi pertumbuhan yang luar biasa.
Bagi ekosistem startup itu sendiri, pencapaian status unicorn, decacorn, atau hectocorn merupakan pencapaian besar yang bisa meningkatkan daya tarik mereka di mata investor global. Hal ini juga membantu meningkatkan brand value dan pengaruh bisnis mereka di pasar yang lebih luas.
Baca Juga: 5 Aplikasi Investasi Terdaftar OJK, Cocok Bagi Investor Pemula
Startup unicorn, decacorn, dan hectocorn adalah representasi dari skala kesuksesan yang berbeda dalam dunia bisnis teknologi. Setiap tingkatan mencerminkan peningkatan valuasi, skala bisnis, serta pengaruh di pasar global. Bagi kamu yang ingin memahami lebih dalam tentang dunia startup dan investasinya, mengenal istilah-istilah ini sangatlah penting. Dengan begitu, kamu bisa melihat bagaimana sebuah perusahaan berkembang dari kecil hingga menjadi raksasa global yang memiliki dampak besar pada dunia.