Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Sandwich Generation

Sekarang ini istilah Sandwich Generation semakin marak terdengar. bahkan sering menjadi topik pembicaraan yang cukup hangat di media sosial. Istilah ini mengacu pada kelompok individu yang terhimpit tanggung jawab untuk menghidupi tiga generasi sekaligus, yaitu orang tua, diri sendiri, dan anak-anak.

Sandwich Generation

Layaknya makanan Sandwich yang diapit oleh dua potong roti, generasi ini merasakan tekanan dari dua sisi. Di satu sisi, mereka harus memenuhi kebutuhan orang tua yang mungkin sudah tidak lagi produktif atau membutuhkan perawatan khusus. Di sisi lain, mereka juga memiliki tanggung jawab untuk membiayai kehidupan dan pendidikan anak-anak mereka.

Apa Sebenarnya Sandwich Generation Itu?

Generasi Sandwich adalah sebutan untuk orang dewasa yang menanggung biaya hidup tiga generasi sekaligus, yaitu orang tua, diri sendiri, dan anak-anak. Istilah ini muncul karena mereka terhimpit seperti isian roti lapis (sandwich) di antara dua generasi. Generasi ini biasanya berusia 30 hingga 50 tahun.

Pertama kali sebutan “Sandwich Generasi” diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller, seorang profesor di University of Kentucky, Amerika Serikat, pada tahun 1981. Saat itu, Miller mengamati fenomena di mana banyak orang dewasa yang harus menanggung biaya hidup orang tua dan anak-anak mereka secara bersamaan.

Ciri-Ciri Sandwich Generation
Sandwich Generation

Mungkin di lingkungan kamu banyak dijumpai generasi sandwich ini, atau mungkin kamu sendiri. Terdapat beberapa ciri umum seseorang dikatakan mengalami Sandwich Generation. Berikut ciri-cirinya:

  • Berusia antara 30 hingga 50 tahun
  • Memiliki orang tua yang sudah lanjut usia dan sudah tidak berpenghasilan
  • Memiliki anak yang masih kecil atau sedang bersekolah
  • Memiliki penghasilan yang pas-pasan
  • Merasa kesulitan untuk menabung atau berinvestasi
Faktor-Faktor Penyebab Sandwich Generation

Ada beberapa penyebab munculnya generasi sandwich khususnya di Indonesia, yaitu:

  1. Kurangnya perencanaan keuangan: Ini adalah penyebab utama. Orang tua yang tidak memiliki cara atur keuangan yang matang untuk masa pensiun, misalnya tidak punya tabungan atau investasi, akan membebani anak-anaknya di masa depan.
  2. Pengelolaan keuangan yang tidak efektif: Kebiasaan hidup boros dan tidak bisa mengatur keuangan dengan baik bisa membuat orang tua kehabisan dana saat tua.
  3. Biaya hidup yang tinggi: Jika penghasilan tidak bisa mengimbangi tingginya biaya hidup, maka perencanaan keuangan yang baik pun bisa terganggu.
  4. Kurangnya dukungan sosial: Kurangnya program pemerintah atau komunitas yang membantu meringankan beban Sandwich Generation.
  5. Orang tua yang sudah tidak lagi produktif dan tidak memiliki penghasilan sehingga semua kebutuhannya ditanggung anaknya yang sudah berkeluarga.

Mencegah Generasi Sandwich

 Perencanaan Keuangan Sandwich Generation

Beban finansial dan mental yang ditanggung generasi ini kian hari kian berat, dan tak jarang berakibat pada kesehatan dan kebahagiaan mereka. Namun, bukan berarti kita harus pasrah terjebak dalam siklus ini. Upaya untuk memutus rantai Sandwich Generation dan menuju masa depan yang lebih baik perlu dilakukan, baik secara individu maupun kolektif. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

1. Perencanaan Keuangan Sejak Dini

Sejak muda, biasakan menyisihkan sebagian penghasilan untuk tabungan dan investasi. Pelajari ilmu keuangan dasar, seperti pengelolaan keuangan, perencanaan keuangan, dan investasi. Buatlah anggaran bulanan yang realistis dan patuhi itu. Kurangi kebiasaan berbelanja impulsif dan fokus pada kebutuhan primer.

2. Memperkuat Dukungan Keluarga

Jalin komunikasi yang terbuka dan jujur dengan orang tua dan anak tentang keuangan dan kebutuhan keluarga. Sehingga semua pengeluaran yang dibutuhkan untuk keluarga bisa diketahui dan di diskusikan dengan semua anggota keluarga yang ada.

3. Saling Membantu

Saling berbagi peran dan tanggung jawab dalam mengurus keluarga. Bisa juga bergabung dengan komunitas atau organisasi yang dapat memberikan dukungan dan informasi terkait keuangan dan keluarga.

4. Meningkatkan Kesadaran Pemerintah

Pemerintah perlu gencar mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya perencanaan keuangan dan pengelolaan keuangan yang baik. Pemerintah juga dapat memberikan insentif pajak atau kemudahan lainnya bagi individu yang melakukan perencanaan keuangan dan investasi.

Selain itu pemerintah bisa meningkatkan lapangan kerja dengan gaji yang layak dapat membantu individu meningkatkan penghasilan dan meringankan beban finansial.
Mendorong Perubahan Sosial:

5. Menumbuhkan Budaya Menabung dan Berinvestasi

Mendorong masyarakat untuk gemar menabung dan berinvestasi sejak dini bisa meningkatkan kesejahteraan di masa depan. Serta meningkatkan kualitas pendidikan, terutama pendidikan keuangan, dapat membantu individu membuat keputusan keuangan yang lebih bijak.

Menjadi bagian dari Sandwich Generation bukanlah hal yang mudah. Beban finansial dan emosional yang ditanggung bisa cukup berat. Namun, dengan perencanaan keuangan yang matang, komunikasi terbuka antar anggota keluarga, dan saling membantu, generasi ini dapat melewati tantangan ini bersama-sama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *