Salah satu ancaman di era digital yang tidak bisa diremehkan sekarang, yaitu voice phishing. Ini merupakan modus penipuan ketika pelaku menggunakan suara atau panggilan telpon dan mengaku dari instansi resmi, baik itu bank, perusahaan, operator seluler ataupun asuransi. Pelaku kejahatan siber akan menipu korban untuk memberikan data pribadi yang bisa disalahgunakan.
Terkadang ucapan mereka terdengar menyakinkan hingga membuat korban percaya dan kehilangan uang secara tiba-tiba. Kalau kamu tidak waspada, maka informasi penting seperti nomor kartu kredit/debit, PIN, bahkan kode OTP bisa bocor hanya lewat panggilan telpon. Oleh sebab itu, kamu harus memahami modus penipuan ini sehingga bisa terhindar sebagai korban.
Apa Itu Voice Phishing?

Voice Phishing adalah modus penipuan, di mana pelaku akan mengaku sebagai perwakilan instansi resmi, pihak berwenang, bahkan bank dan menciptakan situasi yang mendesak agar korban merasa panik sehingga menyerahkan informasi penting tanpa pikir panjang. Biasanya, korban akan mengancam untuk melakukan transaksi mencurigakan atau meminta informasi pribadi supaya mereka bisa membantu korban untuk menangani masalah.
Kenali Modus Voice Phishing
1. Panggilan Mendesak
Salah satu modus yang paling umum adalah panggilan mendesak untuk klaim transaksi mencurigakan yang ada di rekeningmu. Pelaku akan mengaku dari pihak bank dan meminta kode OTP untuk “verifikasi” data sehingga transaksi bisa dicairkan. Namun, penyerahan kode OTP itu ilegal dan bisa disalahgunakan oleh orang tak bertanggung jawab. Jadi, jangan pernah menyerahkan kode OTP pada siapapun, meskipun itu dari pihak bank sekalipun!
2. Penawaran Hadiah atau Undian
Kamu pernah ditelpon soal memenangkan hadiah atau undian? Waspada! Bisa jadi itu voice phishing. Untuk mengklaim hadiah tersebut, biasanya kamu diminta data pribadi seperti NIK, nomor kartu kredit/debit, atau kode keamanan kartu. Meskipun hadiahnya terdengar bagus, tapi jangan pernah menyerahkan data pribadimu dan lebih baik abaikan saja!
3. Panggilan Resmi dari Lembaga Pemerintah

Pernah kejadian ketika pelaku menyamar sebagai petugas pajak atau kantor pemerintah, mereka akan menagihmu untuk melunasi tagihan yang menunggak. Saat itu, kamu jangan langsung panik, apalagi jika pelaku datang langsung ke rumahmu. Mintalah surat resmi dan bandingkan dengan surat resmi pajak yang pernah kamu terima sebelumnya.
Jika terlihat aneh dan mencurigakan, langsung tolak dengan tegas apalagi jika mereka mengarahkan untuk transfer uang ke rekening mereka. Hal itu jelas penipuan dan segera lapor polisi demi keselamatanmu.
4. Perpanjangan Asuransi atau Tagihan Mendadak

Perpanjangan polis asuransi atau pemberitahuan tagihan yang mendadak adalah salah satu modus voice phishing yang kerap kali digunakan pelaku. Mereka akan terus menekan korban untuk melakukan pembayaran bahkan minta informasi pribadi untuk “membantu” mereka menyelesaikan masalah. Sebelum melakukan transfer apapun, selalu pastikan untuk cross-check tagihan lewat aplikasi resmi.
5. Panggilan Meminta untuk “Konfirmasi Data”
Jika ada yang mengaku dari instansi resmi atau bank, jangan langsung percaya apalagi jika mereka menanyakan informasi pribadi seperti nama, tanggal lahir, NIK, hingga kata sandi dan kode OTP. Semua data ini akan digunakan untuk membajak akun lain yang tertaut, mulai dari e-email, bank, sampai e-wallet. Sebaiknya tolak saja panggilan mencurigakan atau konfirmasi langsung ke Call Center resmi.
Sekarang kamu telah memahami bahayanya voice phishing dan bagaimana cara mengenalinya, sehingga bisa melindungi data pribadi. Selalu ingat untuk tidak pernah membagikan PIN dan kode OTP, karena kedua hal ini adalah pelindung lapis pertama yang melindungi akunmu. Jika mendapatkan telpon dari nomor tak dikenal, lebih baik jangan diangkat!