Di era digital ini, kejahatan siber bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, bahkan tanpa kita disadari. Banyak orang yang mengira bahwa aktivitas online mereka aman-aman saja, selama menggunakan antivirus dan tab privacy saat browsing. Padahal banyak kejahatan yang perlu diwaspadai oleh pengguna internet.
Dari email palsu hingga malware yang menyusup ke aplikasi, bahkan hal ini juga bisa menimpa perusahaan besar dan institusi pemerintah. Sekali data pribadi bocor, dampaknya mulai dari kerugian finansial hingga pencemaran nama baik. Oleh sebab itu, penting sekali untuk mengetahui kejahatan apa saja yang terjadi di internet.
Contoh Kasus Kejahatan Siber

Dengan mengetahui apa saja kejahatan siber beserta tanda-tandanya, dapat membantumu mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Sehingga bisa tahu modus pelaku dan kamu bisa menghindari jebakan, phising, malware, atau penipuan online lainnya. Selain itu kamu harus mengaktifkan autentikasi ganda dan rutin mengubah password, dan memperbarui softwere keamanan.
1. Phising Lewat Email atau Pesan
Phising adalah salah satu kejahatan yang paling klasik. Pelaku akan mengirimkan pesan atau email pada korban yang tampak resmi, lalu mengajakmu untuk mengklik link yang di-share. Kemudian, kamu akan diarahkan ke situs palsu yang akan mengunduh malwere ke perangkatmu atau mencuri datamu. Ingat, jangan pernah sembarang klik link tanpa melakukan verifikasi.
2. Serangan Ransomware

Rasomware adalah sejenis malwere yang mengunci data di komputer atau smartphonemu dan pelaku akan meminta tebusan untuk membukanya. Hal ini sering menimpa rumah sakit, sekolah, bisnis kecil yang belum memiliki sistem backup data. Untuk mencegahnya, kamu harus rutin backup data dan tidak sembarangan membuka lampiran file dari sumber tidak dikenal.
3. DDoS (Distributed Denial of Service)
DDoS merupakan contoh kasus siber di mana server atau situs web dibanjiri traffic palsu sehingga tidak bisa diakses oleh pengguna. Pelaku biasanya menggunakan botnet untuk menyerang target, misalnya e-commerce atau portal berita, sehingga layanan terganggu dan menimbulkan kerugian. Untuk mencegahnya, penyedia layanan harus memasang proteksi khusus dan memonitori traffic secara real-time.
4. Social Engineering
Social engineering merupakan kejahatan siber, dimana pelaku akan memanfaatkan psikologi manusia untuk mencuri akses atau data korban. Contohnya, pelaku akan berpura-pura sebagai rekan kerja atau teknisi dan memintamu untuk memberikan kode OTP atau password. Solusi untuk mengatasi hal ini sangat sederhana, kamu perlu verifikasi identitas orang yang meminta data sensitif dan jangan pernah membagikan kode keamanan pada siapapun.
5. Penipuan Online dan Carding

Pelaku akan berusaha mencuri data kartu debit/kredit untuk melakukan transaksi tanpa seizin pemiliknya. Pelaku sering menggunakan data yang bocor dari situs e-commerce atau database perusahaan untuk dijual ke forum gelap. Supaya tidak menjadi korban, kamu bisa mengaktifkan notifikasi transaksi, menggunakan virtual card untuk belanja atau rutin cek mutasi rekening.
Tips Mencegah Kejahatan Siber
- Lebih baik gunakan password yang kuat dan unik, pastikan setiap akun memiliki password yang berbeda. Kamu bisa menggunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, simbol dan angka.
- Untuk memberikan lapisan keamanan di akunmu, aktifkan autentikasi dua faktor.
- Jangan asal klik link yang dikirm lewat email, SMS, atau DM dari sumber tidak dikenal.
- Update softwere keamanan secara berkala terutama sistem operasi dan antivirus.
- Gunakan antivirus yang bisa mendeteksi dan memblokir malwere, serta firewall untuk mencegah akses tidak sah ke sistemmu.
- Jangan gunakan WI-FI publik untuk transaksi sensitif karena rentan disusupi oleh pelaku kejahatan siber.
- Lindungi data pribadimu di media social seperti alamat atau nomor HP karena bisa saja digunakan oleh pelaku.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi, kejahatan siber semakin beragam dan canggih sehingga harus terus update informasi mengenai modus penipuan terbaru. Dengan kesadaran dan kewaspadaan, kamu bisa menjelajahi dunia digital tanpa khawatir menjadi korban kejahatan.